Kau
hancurkan aku dengan bibir itu, kau tampar aku dengan kata-kata. Tidak bisakah
kau sedikit diam dan dengarkan aku—aku yang giat memperbaiki kehancuran yang
kaubuat, aku yang berusaha menghapus nodamu. Tidak bisakah kau diam dan tidak
menertawakanku. Aku di sini berjuang melawan hujan, menantang kelam, berharap
pada terang. Tidak cukupkah kau menenggelamkan senyumku. Sekarang kau
tenggelamkan kisah kasih. Tidak cukupkah kau menelanjangi hati yang keruh. Sekarang
kau telanjangi kisah kasih. Kisah yang tidak menunggu aku.
Namun,
bodohkah aku? Masih memberi maaf padamu. Tak sekali pun urung niatku untuk
membalasmu. Apa karena takut atau tak mampu. Aku pun tak tahu.
Sebenarnya
ingin aku membalasmu sekali saja. Bahkan untuk sekali saja aku tidak bisa. Aku
juga hampir tidak dapat membedakan diri ini hancur atau bertahan. Namun, ini
yang jelas. Bukan aku yang bertahan, tapi cinta. Cinta yang membuatku bertahan.
Aku
di sini masih menunggu dengan percaya. Menunggumu sadar akan cintaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar