1
Hai kau yang senang tersenyum
Kami pikir karena apa…
Hai kau yang begitu ceria
Kami pikir karena apa…
Kau membuat kami terkejut akan laku yang takbiasa
Sempat gentar kami
Sampai nyata akhir terduga
Gelora yang kau bangun jangka panjang seketika hancur
Hancur karena “rumitnya keadaan”
Kami tahu kaumampu. Oh, tidak.
Sesungguhnya kami gentar walau kelihatan kausanggup
Aku tahu bukan kau yang ingin demikian, bukan juga
dia, dan dia
Hanya saja…
Semua jadi serba salah jika hati yang bermain
Dari kami yang berada di
luar zona soalmu, namun masih dalam satu zona perhandaian
2
Kau yang merasa di atas angin
Atau… entah.
Mungkin kau memang di atas angin.
Semoga bisa kau bedakan air dengan api
Atau mungkin kau terlalu lama bersama angin
Hingga air dan api terlihat sama
Kami hanya ingin kaumengerti
Jangan coba membawa kegoyahanmu di atas kepastian yang
diharapkan
Hai kau yang sedang mencari dudukan bagi emosi nomadenmu
Walau takada niat membuncahkan…
Setitik ria di dalammu cukup melebur kisah kita
bersama
Satu hal…
Bukan dibesar-besarkan,
Ini hanya karena kau, dia, dan dia
Dari kami yang berada di
luar zona soalmu, namun masih dalam satu zona perhandaian
3
Terlihat baik-baik saja
Apa karena kuat topengmu
Banyak yang taksadar memang
Tapi kesudahan kami tahu dan terperangah
Sampai hati kau memutarbalikan hal
Hanya oleh karena kau… ya, kau…
Tapi lagi…
Kami tahu itu.
Memang takada yang patut dipojokki, bahkan kau
Tapi lagi…
Mungkin risih ini yang takdapat dibendung melihat kau
melakukan itu
Kau yang menaruh harap “lagi” dan membuang sesuatu
Membuang pertahanan palsu yang kautanam
Semoga kau mengerti bahwa ini bukan permainan
Dari kami, handai dua
dara yang berada di kanan kirimu
ADK