Tanpa awal kita memulai
Tanpa akhir kita mengakhiri
Tanganku gemetar dan tubuhku terkulai lemas
Aku berharap ini mimpi tapi aku bukan putri tidur
Langit makin pudar cahayanya
Petir menyambar merah marah
Setetes demi tetes air berjatuhan
Rintiknya seakan tahu laraku
Takpernah kumerasa seperti ini sebelumnya
Dalam hitungan yang sama aku menangis dalam hati
Tidak berhenti langit menurunkan airnya
Menimbulkan basah yang lirih di uluh hati
Tidak berhenti pula amuknya yang jatuh beruraian
Derasnya bak mewakilkan rintihanku saat ini
Tapi takada guna menangis berlarut-larut
Hujan pun pasti lelah dipercikkan terus ke bumi
Menanti setitik mentari untuk menghapus kelam
Hujan pun berhenti sembari menyusul pelangi elok
Tekadku kokoh menyambut fajar hari depan
Aku tersenyum dalam hidupku pada kisah yang baru