WELCOME TO MY WORLD

every dark light is followed by a light morning

Jumat, 12 Oktober 2012

Berulangkali Aku Berkata


Berulangkali aku berkata dalam hati, “Berkuasalah atas mimpi-mimpimu! Jangan biarkan mereka yang menguasaimu. Berkuasalah atas emosimu! Jangan kau tunduk padanya. Berkuasalah atas setiap masalahmu! Jangan undang ketakutan itu.”
Pandanganku, mimpiku adalah segalanya. Pandanganku, seluruh masalah yang ada dapat tertepis ketika aku hanyut dalam mimpi-mimpi. Dan memang. Aku dibuat hanyut. Dengan mudah, aku melupakan segala kesesakkan dan mengundang yang menggairahkan. Setidaknya sementara. Iya… hanya sementara.
Aku tahu laki-laki itu. Laki-laki yang mampu memekarkan bunga-bunga di tubuhku. Laki-laki yang selalu membuatku menepis laki-laki lain. Dia di sana, di lantai dua gedung seni, menatapku. Pandangannya menyapu pelindung yang kubuat bertahun-tahun untuk setiap lelaki. Bola matanya tajam mengikis daging dan otot yang membungkus hati terdalam. Ia telah menelanjangiku dengan sempurna.
Terkadang aku bisa terbang bahkan tanpa sayap sekalipun. Hanya karena mendengar kata-katanya. Kenangan itu tidak pernah sirna entah… Entah mengapa, ketika tidak ada satu orang pun yang menyebut namaku saat tes olahraga basket… Atau ketika orang lain tidak memercayaiku untuk setiap jawaban… Dia memanggilku, menyemangatiku… Dia bertanya soal yang ia tidak tahu padaku walau sepertinya ia pun tahu aku juga tidak tahu jawabannya saat itu.
Ah, kenangan itu!
Ataukah aku ditakdirkan tidak bisa lagi bermain dengan laki-laki seperti dulu. Tidak ada yang berani mengajakku. Bukan. Mungkin tidak ada yang mau mengajakku. Terlalu tinggikah impianku sehingga tidak ada laki-laki seperti itu di dunia ini.
Aku mati-matian menyakinkan diriku untuk percaya bahwa tidak ada yang mustahil selama Tuhan ada. Semakin lama mimpi-mimpiku berhasil menggerogoti realita. Aku berada di antara dua kubu yang berbeda. Dan tergolong kubu manakah aku, aku pun tidak tahu. Dan tidak mau tahu. Aku hanya ingin mengetahui alasan keberadaanku di tengah-tengah kedua kubu. Mengapa aku tidak berada pada salah satu kubu? Mengapa aku masih bergulat dengan diri sendiri untuk menentukan pilihan itu?
Berulangkali aku berkata dalam hati, “Berkuasalah atas mimpi-mimpimu! Jangan biarkan mereka yang menguasaimu. Berkuasalah atas emosimu! Jangan kau tunduk padanya. Berkuasalah atas setiap masalahmu! Jangan undang ketakutan itu.”
Satu hal bahkan tidak pernah kupastikan. Aku terlalu takut melangkah, lebih ingin mencari aman. Bukannya aku tidak suka tantangan. Aku ngeri pada keadaan yang tidak dapat memapahku. Asal tahu saja… Keberanian itu muncul saat ada yang tertumbal.
Kenangan lain.
Dia yang lain itu. Tanpa kata-kata, memaksa jantung ini berdegup kencang. Aku saja merinding mengingat dia menatapku, mendekatiku. Aku memang merinding karena malu, tapi ini lebih karena ngeri. Ngeri tidak percaya akan rasa sukanya padaku. Ngeri… karena ini bak langit dan bumi. Terbang kedua kalinya. Jatuh juga kedua kalinya. Orang kedua yang tidak akan pernah bisa bersatu denganku. Mimpi itu menguasaiku lagi.
Kadang hidup lebih mudah dari membalikkan telapak tangan, namun kadang pula lebih sulit dari rumus integral. Kadang… Itu semua hanya terkadang. Kadang orang perlu sadar bahwa tidak selamanya dia bahagia atau menderita. Segala ada waktunya. Tinggal bersabar dan persiapkan diri agar tak terlalu terkejut membuka pintu masa depan.
Berulangkali aku berkata dalam hati, “Berkuasalah atas mimpi-mimpimu! Jangan biarkan mereka yang menguasaimu. Berkuasalah atas emosimu! Jangan kau tunduk padanya. Berkuasalah atas setiap masalahmu! Jangan undang ketakutan itu.”
Dan…
Mimpi itu masih mengusaiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar